Skip to main content

Lirik Lagu "Aisyah, Istri Rasulullah" Versi Arab

Alhamdulillah lagu-lagu seperti Aisyah Istri Rasulullah menjadi trending dan booming dibanding berita-berita hoax yang sempat meresahkan masyarakat belakangan ini. Kalau Anda sedang resah akibat masalah yang sedang melanda negara kita belakangan ini, barangkali lagu ini bisa mengalihkan dunia Anda.

Banyak pula kalangan yang sudah bikin cover lagunya dengan berbagai versi dan alat musik. Nada melow atau cepat (tidak tahu istilahnya apa karena bukan musisi 😄) semua asyik untuk didengar. Kamu tim melow atau cepat? Eh, btw, mana lirik lagunya, Sis? 😅

Lagu versi Indonesia sempat menimbulkan pro dan kontra jadi saya pilih untuk post yang versi Arabnya saja. Well, sebelum ke lirik lagu, terimakasih untuk pencipta lagu ini. Saya pribadi jadi diingatkan kembali perihal romantisme antara Aisyah dan Muhammad, kekasih hatinya. Romantisme yang perlu dijaga dan harus ada dalam rumah tangga. 💞

Berterimakasih juga untuk yang sudah mengubah lirik lagu ini ke versi Arab. Ada yang sudah menterjemahnya. Pemilihan kata dan maknanya menurut saya jauh lebih manis dan keren.

ضِيَاءٌ مِنْهُ الْقَمَرُ يَسْتَحِي
كُلُّ النِّسَاء تَوَدُّ أَنْ تَكُوْنَ مِثْلَكِ
ياَ عَائِشَة بِنْتُ أَبِيْ بَكْرٍ حَبِيْب رَسُوْل اللّٰه

فَازَتْ بِقَلْبِ خَيْرِ الْمُرْسَلِيْن
فِي الْعِلْمِ فَاقَتْ عِلْمَ كُلِّ الْعَالَمِيْن 
خَبَرٌ جَلِيْل يَزِفُّهُ جِبْرِيْل يَجُوْبُ الدُّنْيَا

# عَائِشَة حَبَاكِ اللّٰه حُبَّ مَنْ يُحِبُّهُ
فَصِرْتِ أَحَبَّ النَّاس فِي قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْن
بِنْتُ أَبِي بَكْرٍ حَبِيْبِ رَفِيْقِ النَّبِيّ رَسُوْل اللّٰه

## عَائِشَة حَبَاكِ اللّٰه حُبَّ مَنْ يُحِبُّهُ
فَصِرْتِ أَحَبَّ النَّاس فِي قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْن
بِنْتُ أَبِي بَكْرٍ - عَائِشَة الحُمَيْرَاء - حَبِيْبِ رَفِيْقِ النَّبِيّ رَسُوْل اللّٰه

رَفِيْقَةُ النَّبِيِّ فِي الْحَيَاة
حُبُّ النَّبِي لَهَا يَفُوْقُ الْمُعْجِزَة
يَا عَائِشَة بِنْتُ أَبِي بَكْرٍ زَوْجَة رَسُوْل اللّٰه ٢×

Comments

Popular posts from this blog

Atasi Stres dengan To Do List

Sebagian orang pernah berada di kondisi sedang banyak beban dan tekanan. Jika mahasiswa, biasanya beban atau tekanan itu berupa tugas dari dosen yang lumayan banyak. Jika pekerja, tentu beban seputar pekerjaan. Jika seorang ibu rumah tangga, beban dan tekanan itu berasal dari pekerjaan dan urusan di rumah yang tidak ada habisnya. Nah, bagaimana dengan Anda? Tekanan atau beban apa yang biasanya menghampiri hidup Anda?  Tekanan atau beban yang tidak terkendali ini biasanya akan membuat seseorang stres dan bisa berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Menurut UNICEF, stres  adalah perasaan yang kita rasakan saat berada di bawah tekanan, merasa overwhelmed , atau kepayahan menghadapi suatu kondisi. Stres dalam batas tertentu bisa memberi efek positif dan memotivasi kita untuk meraih suatu tujuan. Namun, stres yang berlebihan, apalagi jika terasa sulit diatasi, dapat berdampak negatif terhadap suasana hati, kesehatan fisik dan mental, dan hubungan kita dengan

Selalu Peringkat 1

My first son , Fatih, kali pertama terima raport sebagai anak SD. Rasanya semua ibu pasti sama deg-degan, bahagia dan harunya menerima laporan hasil belajar dan prestasi anaknya di sekolah seperti saya. Di balik rasa itu ada hasil refleksi diri yang bikin tambah haru: "Ya Allah, rupanya anak kami sudah SD sekarang. Semoga kami Engkau mudahkan menyekolahkan mereka setinggi mungkin di sekolah terbaik." Jadi, Fatih sekarang sekolah di salah satu SDIT dekat rumah. Dari zaman aku masih S1, aku memang udh niat sekali bakal sekolahin anak-anak aku kelak di sekolah ini. Kenapa sampai segitunya? Karena aku lihat para guru di sana terjaga ibadah dan hafalannya. Para gurunya juga punya guru yg membimbing ibadah dan amalan yaumiahnya. Automatically , akhlak dan ibadah anak-anak di sekolah ini juga dikontrol sepenuh hati oleh para ustadzahnya. Gimana gak tertarik coba. Alhamdulillah, niat ini kesampaian bersamaan dengan harapan yang lain.  Dari awal udah tahu sih kalau di sekolah ini gak

Tentang Sebuah Penerimaan Paling Berharga

Sampai hari ini tentu sudah tak terhitung orang yang bertemu dan berinteraksi dengan kita. Begitu juga mungkin dengan orang-orang yang tetap terjalin dan terjaga komunikasinya dengan kita, misalnya sahabat. By the way, konon katanya mereka yang introvert, punya sedikit teman dekat tapi awet dan mereka nyaman dengan itu.  Di antara orang-orang yang "terkoneksi" dengan hidup kita pastilah mereka hadir dengan karakter, sifat, dan sikapnya masing-masing. Pada masanya, kita pun akan punya pandangan dan penilaian khusus tentang mereka dalam banyak hal, termasuk perihal penerimaan mereka atas diri kita. Namun, apapun pandangan orang lain tentang diri kita, yang paling berharga adalah bagaimana kita menilai diri kita sendiri. Bagaimana kita dengan tulus menerima diri kita sendiri. Sebuah penerimaan yang berharga bukanlah dari orang lain, tapi dari diri kita sendiri. Kelak, saat kita berharap pada orang lain, kita tidak terlalu kecewa jika harapan itu tidak tercapai. Nanti