Skip to main content

Catatan Pendek Tentang Kehamilan Pertama

My first son yang selalu antusias lihat buku apapun. Di foto ini Bang Fatih (2,5 tahun) lagi baca kamus Bahasa Inggris yang ada gambarnya. Kelak, insya Allah, lebih hebat dari Ummi ya Nak, bahkan menguasai bnyak bahasa dunia hingga bisa mengunjungi banyak negara. Doa yang sama untuk Dek Faeyza.


Tetiba teringat masa-masa mengandungnya dulu. Paling ditunggu-tunggu. Alhamdulillah sebulan menikah lansung positif. Seperti adanya sekarang, ini anak termasuk mudah diarahkan/diberitahu. 9 bulan mengandungnya, gak pake muntah-muntah. Hanya mual. Selama Umminya ngajar, gerak terus di dalam sana. Seperti ikut mendengarkan, menyimak dan merespon layaknya mahasiswa yang ada di kelas.


🖇️But, awal-awal mengandung bawaannya mau tidur terus. Mudah capek & penginnya diperhatikan selalu. Ada saja permintaan hati yang tak biasa. Merasa aneh juga dengan kebiasaan baru ini, apalagi awak anak pertama. Yes, kita pasti tahu kan gmn karakter anak pertama? Tapi begitulah adanya. Tak ada satu pun yang dibuat-buat.


Melewati 3 bulan pertama, banyak yg pelan-pelan mulai dipahami dan dimengerti, terutama segala hal yang berkaitan dengan kesehatan dan kebahagiaan si janin. Seperti menghindari makan berpenyedap dan  menjaga emosi agar selalu positif (sebisanya jangan terlalu sering sedih, marah, dll). Masa-masa ini juga udah lebih prepare untuk urusan kelahiran calon baby.


Bgmn pun melihat tumbuh kembang Bang Fatih, saya bersyukur untuk semua yang telah terlewati. Saya pun selalu menghujaninya doa-doa paling baik. Termasuk doa selalu dilimpahi kebahagiaan sebagai pengganti rasa sedih yang mungkin pernah ada dan turut ia rasakan sewaktu dalam kandungan.


Terimakasih banyak utk orang-orang yang dengan tulus membersamai, memperhatikan, menjaga, dan merawatku selama mengandung, melahirkan hingga sekarang. Suami, kedua orangtua, mertua dan seluruh keluarga.


Satu yang pasti, aku jadi benar-benar tahu gimana pengorbanan Mamak selama mengandungku dulu dan kebesaran hati Ayah mendampingi Mamak.


💐 Buibu, gimana pengalaman hamil pertamanya?


#blogfitriab
#BloggerMedan
#dosenblogger
#fatihfaeyzastory
#catatanummifatihfaeyza
#catatankehamilan #waktumengandungBangFatih
#catatanpendek
#catatanpendektentangkehamilan

Comments

Popular posts from this blog

Atasi Stres dengan To Do List

Sebagian orang pernah berada di kondisi sedang banyak beban dan tekanan. Jika mahasiswa, biasanya beban atau tekanan itu berupa tugas dari dosen yang lumayan banyak. Jika pekerja, tentu beban seputar pekerjaan. Jika seorang ibu rumah tangga, beban dan tekanan itu berasal dari pekerjaan dan urusan di rumah yang tidak ada habisnya. Nah, bagaimana dengan Anda? Tekanan atau beban apa yang biasanya menghampiri hidup Anda?  Tekanan atau beban yang tidak terkendali ini biasanya akan membuat seseorang stres dan bisa berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Menurut UNICEF, stres  adalah perasaan yang kita rasakan saat berada di bawah tekanan, merasa overwhelmed , atau kepayahan menghadapi suatu kondisi. Stres dalam batas tertentu bisa memberi efek positif dan memotivasi kita untuk meraih suatu tujuan. Namun, stres yang berlebihan, apalagi jika terasa sulit diatasi, dapat berdampak negatif terhadap suasana hati, kesehatan fisik dan mental, dan hubungan kita dengan

Selalu Peringkat 1

My first son , Fatih, kali pertama terima raport sebagai anak SD. Rasanya semua ibu pasti sama deg-degan, bahagia dan harunya menerima laporan hasil belajar dan prestasi anaknya di sekolah seperti saya. Di balik rasa itu ada hasil refleksi diri yang bikin tambah haru: "Ya Allah, rupanya anak kami sudah SD sekarang. Semoga kami Engkau mudahkan menyekolahkan mereka setinggi mungkin di sekolah terbaik." Jadi, Fatih sekarang sekolah di salah satu SDIT dekat rumah. Dari zaman aku masih S1, aku memang udh niat sekali bakal sekolahin anak-anak aku kelak di sekolah ini. Kenapa sampai segitunya? Karena aku lihat para guru di sana terjaga ibadah dan hafalannya. Para gurunya juga punya guru yg membimbing ibadah dan amalan yaumiahnya. Automatically , akhlak dan ibadah anak-anak di sekolah ini juga dikontrol sepenuh hati oleh para ustadzahnya. Gimana gak tertarik coba. Alhamdulillah, niat ini kesampaian bersamaan dengan harapan yang lain.  Dari awal udah tahu sih kalau di sekolah ini gak

Tentang Sebuah Penerimaan Paling Berharga

Sampai hari ini tentu sudah tak terhitung orang yang bertemu dan berinteraksi dengan kita. Begitu juga mungkin dengan orang-orang yang tetap terjalin dan terjaga komunikasinya dengan kita, misalnya sahabat. By the way, konon katanya mereka yang introvert, punya sedikit teman dekat tapi awet dan mereka nyaman dengan itu.  Di antara orang-orang yang "terkoneksi" dengan hidup kita pastilah mereka hadir dengan karakter, sifat, dan sikapnya masing-masing. Pada masanya, kita pun akan punya pandangan dan penilaian khusus tentang mereka dalam banyak hal, termasuk perihal penerimaan mereka atas diri kita. Namun, apapun pandangan orang lain tentang diri kita, yang paling berharga adalah bagaimana kita menilai diri kita sendiri. Bagaimana kita dengan tulus menerima diri kita sendiri. Sebuah penerimaan yang berharga bukanlah dari orang lain, tapi dari diri kita sendiri. Kelak, saat kita berharap pada orang lain, kita tidak terlalu kecewa jika harapan itu tidak tercapai. Nanti