Ini ke-62 kalinya Universitas Panca Budi mewisuda para lulusannya. Kemasan acara yang sederhana tapi menarik dan penuh khidmat menjadi daya tarik momen ini. Para panitia tampak berkharisma dengan dress code batik yang mereka pakai, begitu pun dengan para wisudawan/ wisudawati dan para dosen yang hadir. Mereka juga tak kalah elegan dengan pakaian yang mereka pakai.
Saya pribadi sangat senang dan antusias menghadiri acara formal seperti ini. Bukan karena bisa menunjukkan pakaian terbaik saya, tapi karena banyaknya ilmu yang selalu bisa saya bawa pulang, terutama dari orang-orang hebat yang berkesempatan berbicara di atas mimbar.
Ada 4 nasihat penting yang saya bawa pulang dari acara wisuda ini, walaupun ditujukan khusus bagi para wisudawan/wisudawati tapi ini amat berlaku bagi siapa saja. Semoga menjadi oleh-oleh yang melegakan jiwa yang membacanya.
1. Jadilah pribadi yang jujur dan memiliki analisis yg tajam. (Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.d -LLDIKTI Sumatera Utara)
2. Cerdas saja tidak cukup, tapi menguasai
ilmu agama (dzikrullah) adalah yang palin penting. Ada 3 orang yang hidupnya senang: punya jabatan presiden, seseorang yang ayahnya meninggal dan mewarisi banyak harta hingga tujuh keturunan dan seseorang yang berilmu/berpendidikan.(Drs. H. Sokon Saragih, M.Ag - Kopertais Wilayah IX Sumut)
3. Jangan malu jika berbuat kebaikan, tapi malulah melakukan yang sebaliknya. (Hj. Sri Hayati - Ketua Yayasan UNPAB)
4. Jadilah peserta/undangan yang bijaksana. Jangan ganggu konsentrasi orang yang duduk di sebelah Anda dengan mengajaknya ngobrol sepanjang acara. Lebih baik Anda ikut konsentrasi dan khusyuk selama acara, khususnya saat ada yang berbicara di atas podium. Jangan seperti yang saya alami. Saat Rektor sedang berbicara, di sebelah saya semangat sekali mengajak saya ngobrol. Dengan sangat kesal dan menyesal, tidak ada nasihat dari Pak Rektor yang bisa saya bawa pulang.
Sudah mau wisuda lagi rupanya. Kira-kira bagaimana lagi konsep acaranya ya? Pengamatan saya, Universitas Pembangunan Panca Budi selalu punya kejutan kemasan acara. Hal terpenting dari yang paling penting adalah alumni Panca Budi bisa berdaya pakai di tengah daya saing yang tinggi sampai hari ini dengan tetap memegang nilai-nilai agama.
Catatan tidak penting:
Sebenarnya ada haru melihat para wisudawan/wisudawati berjalan ke depan bersama orangtua mereka saat satu per satu nama mereka dipanggil. Teringatlah saya pada momen sakral yang sama pada masa saya. Selain itu, naluri keperempuanan saya pun bermain saat itu, maksudnya saya jadi menampung banyak ide perihal desain pakaian. Dulu sempat juga punya hobi desain pakaian.😆🤗 Seperti yang kita tahu, di hari spesial seperti ini, kebahagiaan setiap orang dilengkapi dengan pakaian terbaik mereka. Pssst, abaikan catatan ini. 😀😀😀😀
Saya pribadi sangat senang dan antusias menghadiri acara formal seperti ini. Bukan karena bisa menunjukkan pakaian terbaik saya, tapi karena banyaknya ilmu yang selalu bisa saya bawa pulang, terutama dari orang-orang hebat yang berkesempatan berbicara di atas mimbar.
Ada 4 nasihat penting yang saya bawa pulang dari acara wisuda ini, walaupun ditujukan khusus bagi para wisudawan/wisudawati tapi ini amat berlaku bagi siapa saja. Semoga menjadi oleh-oleh yang melegakan jiwa yang membacanya.
1. Jadilah pribadi yang jujur dan memiliki analisis yg tajam. (Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.d -LLDIKTI Sumatera Utara)
2. Cerdas saja tidak cukup, tapi menguasai
ilmu agama (dzikrullah) adalah yang palin penting. Ada 3 orang yang hidupnya senang: punya jabatan presiden, seseorang yang ayahnya meninggal dan mewarisi banyak harta hingga tujuh keturunan dan seseorang yang berilmu/berpendidikan.(Drs. H. Sokon Saragih, M.Ag - Kopertais Wilayah IX Sumut)
3. Jangan malu jika berbuat kebaikan, tapi malulah melakukan yang sebaliknya. (Hj. Sri Hayati - Ketua Yayasan UNPAB)
4. Jadilah peserta/undangan yang bijaksana. Jangan ganggu konsentrasi orang yang duduk di sebelah Anda dengan mengajaknya ngobrol sepanjang acara. Lebih baik Anda ikut konsentrasi dan khusyuk selama acara, khususnya saat ada yang berbicara di atas podium. Jangan seperti yang saya alami. Saat Rektor sedang berbicara, di sebelah saya semangat sekali mengajak saya ngobrol. Dengan sangat kesal dan menyesal, tidak ada nasihat dari Pak Rektor yang bisa saya bawa pulang.
Sudah mau wisuda lagi rupanya. Kira-kira bagaimana lagi konsep acaranya ya? Pengamatan saya, Universitas Pembangunan Panca Budi selalu punya kejutan kemasan acara. Hal terpenting dari yang paling penting adalah alumni Panca Budi bisa berdaya pakai di tengah daya saing yang tinggi sampai hari ini dengan tetap memegang nilai-nilai agama.
Catatan tidak penting:
Sebenarnya ada haru melihat para wisudawan/wisudawati berjalan ke depan bersama orangtua mereka saat satu per satu nama mereka dipanggil. Teringatlah saya pada momen sakral yang sama pada masa saya. Selain itu, naluri keperempuanan saya pun bermain saat itu, maksudnya saya jadi menampung banyak ide perihal desain pakaian. Dulu sempat juga punya hobi desain pakaian.😆🤗 Seperti yang kita tahu, di hari spesial seperti ini, kebahagiaan setiap orang dilengkapi dengan pakaian terbaik mereka. Pssst, abaikan catatan ini. 😀😀😀😀
Comments
Post a Comment